Akhir-akhir ini Medan panas sekali.....luar biasa...., enaknya memang makan rujak dengan buah yang segar dan bumbu yang sedikit pedas. Jadilah siang itu kami membeli rujak giling di Jalan Teuku Umar. Ada kesempatan untuk ambil foto dan sayapun meminta izin dulu dengan abang tukang rujak.
Sambil mengambil foto, saya bertanya-tanya soal rujak Medan, ternyata menurut beliau, ini rujak Minang, terbukti hampir semua yang berjualan rujak giling di Medan adalah orang Minang, kecuali yang di jalan Pasundan...Orang Aceh...., tapi apapun namanya itu memang rujak ini enak sekali.
Bisa kita lihat step-by-step, bagaimana abang tukang rujak (beliau tidak keberatan) menghasilkan bumbu rujak yang berbeda dengan bumbu rujak lainnya.
Digilingan batu yang sangat besar, diameternya hampir 40 cm (menurut beliau dibawa dari tanah Minang), garam, terasi dan cabe rawit, kemudian digiling sampai halus.
Pisang batu (kelutuk) dipotong-potong kecil agar lebih mudah digiling sebanyak 4 buah, si Abang sedang mempersiapkan bumbu untuk dua bungkus.
Tambahkan kacang tanah goreng dan digiling kasar.
Campuran diaduk dengan ujung pelepah kelapa yang dibentuk sedemikian rupa, sehingga berfungsi sebagai sendok dan spatula.... ( kreatif ya...)
Buah dipotong-potong
Si Abang sudah siap membungkus rujak, untuk pembeli yang tidak sabar.
Pelepah kelapa untuk sendok dan spatula
Yang terakhir, adalah tempat garam, terasi dan asam Jawa.